Demplot dan Rekayasa Mentalitas Petani Hutan Kita
Pagi itu, Mas Agus Riyanto, Staf Pengelola Administrasi Persemaian Permanen BPDAS-PJ, tampak gelisah. Bagaimana tidak, hasil penyemaian bibit di Ruang Rumah Kaca tidak banyak dilirik masyarakat. Ribuan bibit hasil semai rumah kaca harus parkir dengan sabar. Para petani cenderung cenderung tidak tertarik ragam bibit dengan media tray semai ini. Petani lebih suka bibit yang tersedia di polybag. Menurut mas Agus, para petani masih belum yakin dengan bibit hasil produksi rumah kaca dengan media tray.
Agus menuturkan, para petani kerap tidak yakin dengan bibit dari produksi benih rumah kaca. Menurut Staf Pengelola Administrasi ini, bibit semai yang dihasilkan dari rumah kaca relatif stabil dari kontaminasi bakteri dan jamur. “Jika bibit semai ini sudah di over spin pada media yang tepat, pertumbuhannya jauh lebih cepat dari bibit semai dari polybag, hanya saja petani belum yakin tentang hal itu.”, tandasnya. Perihal ini, Agus menduga tidak hanya persoalan akses informasi terhadap bibit semai rumah kaca. Agus meduga, ada mental unik, yaitu terbiasa manja untuk dilayani saat berada di Persemaian Permanen BPDAS-PJ.
Selain melakukan over spin, dalam menyikapi stok semai bibit yang ada di Rumah Kaca yang tidak dilirik petani, pihak Persemaian Permanen BPDAS-PJ juga sudah membuat demplot (demontration plot). Demplot ini akan difungsikan untuk membangun struktur pengetahuan petani, bahwa semai bibit yang hasil dari Rumah Kaca, tidak kalah hasil semai bibit konvensional. “Melihat permintaan bibit hutan rakyat yang semakin meninggi, tindakan semai bibit kultur jaringan dan media polycup cocopit rumah kaca, tetap kami lakukan. Hal ini semata-mata untuk memenuhi permintaan bibit agar hutan rakyat di Jawa Tengah ini, tertanami semuanya,” pungkas Agus Riyanto.
Sumber: www.wartarembang.com